Kamis, 13 Oktober 2016

Gemar Membaca itu Diciptakan-Iki Naik Kelas!




Kegiataan baru yang sedang disukai Iki. Yach, membaca buku sendiri karena biasanya dia selalu dibacakan buku. Alhamdulillah Iki sudah cukup lancar membaca di usia 6th. Memang agak berbeda dengan kebijakan pendidikan pemerintah yang tidak menganjurkan anak masa PAUD untuk menguasai kompetensi membaca, keluarga kami justru berusaha sedini mungkin agar anak-anak bisa membaca. Sebenarnya tidak ada perselisihan tentang kapanpun kompetensi membaca itu dikuasai. Hanya seringkali beda pendapat itu terjadi pada bagaimana cara pengajaran membacanya. Pada dasarnya, selama metode pengajaran membaca itu menyenangkan dan tidak membebani anak, pemerintah atau siapapun tidak akan menghukum dan pasti senang jika anak telah dapat membaca sejak usia belia. Benarkan? :)
Banyak orang mengeluhkan bahwa anaknya tidak suka membaca dan sibuk bertanya kesana kemari bagaimana caranya agar anak-anak mereka gemar membaca. Bahkan seringkali terlihat orang tua yang mengomeli anaknya ketika nilai sekolahnya jelek dengan jampi-jampi andalanya, "Kamu sih Dek, disuruh membaca buku setiap belajar susahnya......... Begini hasilnya, nilaimu jelek!" -Hahahahaha........
Membaca itu sebuah kebiasaan yang tercipta karena perbuatan yang dilakukan terus menerus. Bukan hasil tongkat sulap "Ayo baca bukumu" lantas walaaa...seketika anak gemar membaca. 
Perlu desain sejak kanak-kanak bahkan bisa jadi sejak dalam kandungan. Dalam keluarga kami ada desain yang berjudul WAJIB MEMBACA. 
  • Wajib membaca sebelum tidur. Wajib karena orang tua wajib membacakan cerita dari sebuah buku dan anak wajib mendengarkan ketika anak-anak belum dapat membaca bukunya sendiri. Ini adalah dasar membentuk sebuah kebutuhan membaca bagi anak.  
  • Wajib belajar membaca. Sedini mungkin ketika anak sudah mulai tertarik dengan huruf dan angka maka belajar membaca itu mulai dilakukan. Orang tua harus pandai dan bijak memilih metode yang paling pas untuk anak karena pada kenyataannya satu metode belum tentu cocok untuk anak yang berbeda.
  • Wajib membaca buku. Ketika anak-anak telah menguasai kompetensi membaca, maka membaca buku secara mandiri menjadi kegiatan yang wajib dilakukan. Sebaiknya dipilihkan buku dengan tulisan yang besar dan tidak telalu banyak isi/halamannya. Sebagai langkah perdana sangat bagus jika orang tua memberikan hadiah untuk satu buku yang telah dibaca oleh anak. Hadiah akan sangat efektif sebagai motivator ketika hadiah itu adalah pilihan si anak sendiri.  Untuk buku pertama yang dibacanya, Iki meminta dibelikan bola sepak.
    Sayang sekali, baru ditendang lima kali bolanya meletus karena terlalu keras saat memompanya *nangis.com*
     
  • Wajib membuat jurnal baca. Jurnal ini untuk menginventaris berapa buku dan buku apa saja yang telah dibaca si anak. Apabila telah mencapai jumlah tertentu, bagus juga sekiranya mendapatkan hadiah ekstra. Misalnya anak akan mendapat hadiah lagi apabila telah membaca sepuluh buku. Ajari juga anak untuk mengapresiasi buku yang telah dibacanya agar anak mempunyai kesan yang mendalam atas buku yang dibacanya.
    Jurnal secara tidak langsung juga sebagai media belajar menullis untuk anak
  • Wajib kontrol membaca. Ketika anak sudah mandiri membaca, bukan berarti tugas orang tua selesai dalam urusan membaca ini. Ragam kegiatan anak yang semakin meningkat seringkali melalaikan anak untuk melakukan aktivitas membaca. Oleh karena itu perlu ada target membaca dalam suatu waktu tertentu. Misalkan dalam satu bulan anak wajib membaca berapa buku. Untuk jenis buku tebal misalnya novel dapat juga digunakan sebagi target yang harus selesai dalam satu semester. Sebagai kontrol, orang tua dapat mulai memberlakukan punish & reward terhadap target membaca anak.
  • Wajib mendengarkan. Tidak hanya anak yang mendapat perlakuan dalam aktivitas membaca, orang tua pun harus terlibat di dalamnya. Saat anak-anak sudah mandiri dalam aktivitas membacanya, orang tua wajib mendengarkan resensi bacaan anak apabila mereka telah menyelesaikan buku bacaanya. Hal ini sebagai bentuk apresiasi orang tua terhadap anak serta kesempatan orang tua untuk mengajari anak tentang pemahaman bacaan.
  • Terakhir namun sangat penting adalah wajib ada buku. Anggarkan dana buku dalam ABRT (anggaran belanja rumah tangga). Tidak harus membeli buku baru karena buku bekas lebih memperkaya koleksi perpustakaan pribadi. Ajak anak untuk merancang buku yang diperlukan beserta anggarnnya juga dimana akan membelinya. Melibatkan anak dalam merancang pembelanjaan buku dimaksudkan untuk menunjukkan pada anak betapa pentingnya urusan membaca ini. Jika dana keluarga memang tidak mencukupi untuk membeli buku, setidaknya minimal anggarkan dana untuk membeli bensin guna silaturrahmi ke rumah teman/sanak famili terdekat untuk meminjam buku atau untuk pergi ke perpustakaan umum ;)
Sekali lagi, membaca bukanlah hasil sulap. Kebutuhan dan kegemaran membaca itu diciptakan. Senantiasa ajak dan ingatkan anak-anak tentang kegiatan membaca. Buat ajakan sekreatif mungkin. Tempel quotes-quotes tentang perlunya membaca di bagian-bagian rumah atau bisa juga melalui kaos seperti yang disediakan oleh kaos Ayeshakids berikut ini:
Ayeshakids koleksi TokoIni juga keren untuk hadiah baca lhoo :)
#Qoutes of the day :
The whole world opened to me when I learnd to read (Mary McLeod Bethune)


Untuk mendapatkan produk Ayeshakids silahkan hubungi kami di:
081802426854 (WA)
D080AA2E (BB)

1 komentar: